Kontak Info Lain dan Alamat:

Kunjungi Blog kami: http://skbdenpasar.blogspot.com
Facebook:
skbkotadps@yahoo.co.id
Vidio:
Youtube SKB Kota Denpasar
Email: skbkotadps@yahoo.co.id dan skb.denpasar@gmail.com
Telp: (0361) 461892
Alamat: Jl. Trengguli I Tembau-Penatih Denpasar Timur - Bali

Sabtu, 08 Juni 2013

LOUNCHING KELOMPOK BELAJAR KF BURUH SUWUN PASAR BADUNG

Lounching Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional dengan sasaran didik para Buruh Tukang Suwun dan Pengemis Pasar Badung dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 2013 bertempat di Lantai 4 tepatnya di ruang aula Pasar Badung. Peresmian Kelompok Belajar KF Sanggar Belajar Lentera Anak Bangsa Bali ini dilakukan oleh Sekretaris Walikota Denpasar A. A. Rai Iswara mewakili Bapak Walikota yang masih berada diThailand. Hadir juga para Kepala SKPD terkait seperti Kadis Sosial Kota Denpasar, Kepala UPT PD. Pasar Badung, Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar, Yayasan Lentera Anak Bangsa Bali, serta para stakeholder lainnya seperti CSR dan para relawan yang ikut peduli untuk kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan para buruh dan pengemis Pasar Badung dalam bidang pendidikan. Acara diawali dengan laporan oleh Ketua Yayasan Lentera Anak Bangsa Bali yaitu Dr. A. A. Sri Wahyuni,SPKJ. Dalam laporanya beliau mengatakan bahwa sasaran didik dari Kelompok Belajar KF ini adalah para buruh dan pengemis yang beroperasi di Pasar Badung. “Keberadaan mereka disini hidup sebagian besar tanpa di dampingi oleh orang tuanya. Mereka berasal dari Desa terpencil di Karangasem. Mereka juga anak-anak kita yang oleh suatu keadaan terutama masalah ekonomi keluarga hingga terdampar dan menjadi buruh tukang suwun dan pengemis di Pasar Badung ini. Kami merasa terpanggil untuk memberdayakan mereka dari sisi pendidikannya agar mereka mampu memiliki pendidikan dasar berupa CALISTUNG (Membaca,Menulis, dan Berhitung) dan untuk ini kami berkoordinasi dengan Dinas Dikpora Kota Denpasar serta menggandeng UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dalam upaya mengentaskan mereka dari ketertinggalan dalam bidang pendidikan dasar. Selain itu, berbagai pihak ikut menjadi relawan sesuai dengan bidangnya. Selain pendidikan mereka juga memperoleh makan siang setelah belajar dan insentif sebanyak 2 kali seminggu. Dan insentif itu kami cairkan menjelang Hari Raya agar dapat mereka jadikan bekal bila pulang ke kampunnya. Ada yang memberi saran agar mereka belajar di malam hari,karena jika siang hari akan berbenturan dengan ‘pekerjaan’ mereka sebagai pengemis maupun buruh tukang suwun. Namun hal ini belum dapat kami wujudkan dengan pertimbangan bahwa anak-anak ini adalah komunitas yang sangat rentang menjadi sasaran berbagai tindakan kriminalitas yang sebagian besar umumnya terjadi di malam hari. Seperti pemerasan, penculikan dan penjualan anak, pelecehan seksual anak dan sebagainya. Mengingat hal seperti ini kami tidak berani mengambil resiko. Demikian yang dapat kami laporkan sehinga kiranya Bapak Walikota yang dalam hal ini Bapak Sekretaris yang saat ini hadir dan menyaksikan langsung keberadaan mereka. Bagaimana kiranya mereka kedepan agar Pemerintah Kota Denpasar dapat memberikan perhatian kepada anak-anak kita yang terpinggirkan ini” demikian Ketua Yayasan LAB dalam laporannya. Dalam sambutannya, Bapak Sekot Denpasar lebih banyak member motivasi kepada para Buruh Suwun dan Pengemis ini akan pentingnya arti pendidikan itu. “Saya akan ceritakan sedikit masa lalu dan masa kecil saya kepada kalian” kata beliau mulai bercerita yang sarat motivasi. “Perlu kalian ketahui semasa kecil, saya sama seperti kalian. Saya juga seorang buruh tukang suwun dan kebetulan juga di pasar ini. Ibu kandung saya adalah seorang pedagang di Pasar Badung ini. Saya sering membantu Ibu bila ada pembeli yang barangnya perlu diantar ke mobil bahkan ke rumahnya sekalipun, maka sayalah yang bertugas mengantarkan barang tersebut dengan mengusung (suwun) diatas kepala atau di pundak persis seperti yang kalian lakukan sekarang. Saat itu di tahun 70-an sewaktu Bapak masih di SMP” kata beliau diiringi decak heran dan tidak percaya terutama sekali oleh para Buruh dan Pengemis yang menjadi peserta didi KF ini. “Nah kalau tidak percaya,kalian boleh Tanya kepada Bapak ini” kata beliau sambil menunjuk ke Wakil Kepala UPT Pasar Badung. “Bagaimana Pak, tempat berjualan Ibu saya masih kan?” Tanya beliau dan diiyakan oleh Wakil Kepala UPT Pasar Badung itu. Para hadirin pun bertepuk tangan memberi aplaus saking kagumnya. “Nah saya bercerita begini artinya apa? bahwa setiap orang itu punya potensi serta peluang yang sama untuk maju tanpa pandang status sosial. Apakah dia keluarga orang kaya atau miskin. Dengan catatan, ia harus belajar dan terus belajar denga rajin. Tanpa itu,sama saja bohong. Waktu Bapak masih menjadi buruh suwun membantu Ibu di Pasar ini, Bapak selalu membawa buku. Bila tidak bertugas, maka Bapak lebih suka membaca pelajaran sekolah. Dari SMP sampai kuliah di perguruan tinggi, Bapak sendiri yang membiayai pendidikan dengan menabung dan berhemat. Kalau kalian melihat Bapak yang naik dan turun mobil bahkan dikawal kemana-mana sebagai pejabat Sekretaris Kota Denpasar, tentu bukan jalan yang mudah Bapak peroleh. Perlu perjalanan karier yang panjang dan berliku serta disiplin yang tinggi. Nah, kalau kalian ingin maju dan berguna bagi nusadan bangsa kelak dikemudian hari, tentu satu-satunya jalan adalah dengan belajar yang tekun dan rajin serta berdisiplin. Tidak boleh bermalas-malasan karena kalian masih sangat muda bahkan masih kanak-kanak sehingga kesempatan masih banyak kalian miliki. Oleh karena itu jangan sia-siakan masa muda kalian dengan hal-hal yang tidak berguna dan bermanfaat. Sekali lagi disela-sela bekerja kalian rajinlah belajar di Kelompok Belajar ini” kata beliau. Beliau juga menyelipkan beberapa lagu daerah Bali yang berisi nasihat agar rajin belajar dan tidak boleh sombong sehingga kelak menjadi “orang”. Masih banyak nasihat-nasihat yang sarat motivasi beliau sampaikan kepada para peserta didik KF yang masih kanak-kanak ini. Sedangkan kepada para stakeholder , para sponsor, serta relawan yang ikut membiayai dan membantu kegiatanini, Bapak Sekot Denpasar berharap agar memperlakukan mereka ini manusiawi. “Mereka adalah anak-anak kita juga yang perlu diangkat derajatnya. Kalian perhatikan mereka dengan menggunakan rasa. Jangan kesini mentang-mentang membantu kemudia petantang-petenteng, dari CSR apa yang kalian peroleh berupa keuntungan itu, ingat itu adalah milik rakyat. Ini kata undang-undang lho,bahwa 20% adalah untuk dikembalikan ke masyarakat. Jadi itu adalah hak rakyat. Oleh karena itu jangan berpikiran bahwa kalian datang ke sini seolah-olah merasa memberi bantuan dan boleh bersikap sepert iitu. Padahal itu adalah bagian kewajiban dan tugas kalian. Tahun depan saya harapkan disini ada perpustakaan dan saya harap bantuan dari UPT PD. Pasar Badung menyumbangkan buku-buku serta sebuah bilik atau ruangan untuk keperluan itu agar dapat dijadikan bahan bacaan dan tempat membaca oleh Kelompok Belajar ini. Demikianjuga dari CSR dan stakeholder lainnya bisa membantu seperti menyediakan peralatan plosotan, ayun-ayunan serta peralatan bermain lainnya. Percayalah, bantuan yang kalian berikan kepada mereka sesuai dengan ajaran agama kita akan memberikan balasan yang baik dan akhlak mulia dan Tuhan akan memberi rejeki melimpah karena perbuatan kalian sudah termasuk berusaha mengangkat mereka ini dari keterpurukan dan kaum yang termarginalkan. Kepada para relawan seperti Ibu Dr. A. A. SriWahyuni, SPKJ Ketua Yayasan LAB, saya salut sekali karena kepeduliannya terhadap nasib pekerja anak yang terdiri Buruh Tukang Suwun dan para pengemis ini. Padahal Ibu Ketua Yayasan ini adalah orang kaya, Dokter pula bahkan adik kandung dari salah satu Pemikik Stasiun TV Lokal dan Koran Bali terkenal, mau-maunya bersusah payah berkotor-kotor mengurusi anak-anak bangsa yang terpinggirkan yang berada di dalam pasar Badung ini. Sekali lagi saya sangat salut dan berterimakasih. Perbuatan mulia Ibu merupakan suatu ‘Yadnya’ yang baik dan sangat mulia dihadapan Tuhan dan masyarakat ”. Demikian kata beliau dalam pengarahan dan sambutannya. Dalam kesempatan ini, para peserta didik memperlihatkan kebolehannya di hadapan Bapak Sekot serta hadirin lainnya. Mereka bernyanyi menyanyikan beberapa lagu secara berkelompok seperti lagu Kasih Ibu, Lagu Terima Kasih, dan Lagu “Kejar” sumbangan dari UPT SKB Disdikpora Kota Denpasar. Ada juga yang berkelompok ala Korean Girl-Band menyanyikan lagu asing tentunya dangan teknik lpsync serta bahkan kelompok prianya melakukan “Break Dance” yang atraktif sehingga membuat hadirin terhibur dan berdecak kagum. Ini menunjukkan betapa mereka sudah ada peningkatan paling tisak terlihat dari sikap mental mereka yang sudah berani tampil dihadapan orang banyak. Mereka juga sudah mampu berkreasi sengan apa yang sudah mereka pertunjukkan di hadapan Bapak Sekot Denpasar dan hadirin lainnya. Acara ditutup dengan mengalungkan medali sebagai secara simbolis kepada beberapa perwakilan Peserta Didik Kelompok Belajar Lentera Anak Bangsa Bali sebagai tanda bahwa mereka secara sah menjadi dan diterima menjadi warga kejar ini. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama dengan Bapak Sekot dan Pejabat SKPD Kota Denpasar terkait. Acara yang dimulai jam 10.00 wita itu berakhir jam 11.00 wita. (smt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar