Kontak Info Lain dan Alamat:

Kunjungi Blog kami: http://skbdenpasar.blogspot.com
Facebook:
skbkotadps@yahoo.co.id
Vidio:
Youtube SKB Kota Denpasar
Email: skbkotadps@yahoo.co.id dan skb.denpasar@gmail.com
Telp: (0361) 461892
Alamat: Jl. Trengguli I Tembau-Penatih Denpasar Timur - Bali

Minggu, 29 Desember 2013

SKB LAB PEMBUKA ACARA FESTIVAL DENPASAR KE 6

Festival Denpasar ke 6 dibuka hari Sabtu tanggal 28 Desember 2013 pada jam 19.00 wita. Festival dibuka oleh Walikota Denpasar IB. Rai Dharma Wijaya Mantra. Acara diawali dengan penampilan salah seorang penyanyi Bali yaitu Dian AFI. Yang mengejutkan bagi kami adalah penampilan Peserta Didik Lentera Anak Bali yang berkolaborasi dengan Dian AFI menyenyikan theme song Denpasar Kotaku Rumahku. Mereka mendampingi penyanyi ini dengan tarian Caknya. Ini sebagai implementasi dan apresiasi Pemkot Denpasar terhadap UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Apalagi dalam acara akbar pentas budaya Denpasar ini lahir istilah SKB LAB. Ya, SKB LAB adalah sebutan yang manis untuk Sanggar Belajar yang awalnya disebut Sanggar Belajar Anak Bali. Dengan menyisipkan kata "KEGIATAN" diantara kara Sanggar dan Belajar merupakan pengakuan yang luar biasa Pemkot Denpasar terhadap SKB Kota Denpasar. SKB LAB merupakan kerja sama antara UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dan Yayasan Lentera Anak Bangsa Bali dalam menangani para Buruh Tukang Suwun, Gelandangan dan Pengemis yang beroperasi di Pasar Badung Denpasar. Beda dengan Pemda lain yang mengerahkan Sat Pol PP nya menguber-uber para gelandangan dan pengemis, Pemkot Denpasar justru memanusiakan mereka dengan mengangkat derajatnya dan mengentaskan mereka agar kelak mereka menjadi orang-orang yang berguna bagi Bangsa dan Negara. Pantaslah Kota Denpasar memiliki visi dan misi Kota Berwawasan Budaya karena orang-orang yang terpinggirkan ini diberadabkan agar kelak menjadi insan yang lebih beradab. Untuk itu Pemkot Denpasar menunjuk SKB Kota Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Anak Bangsa Bali untuk mengentaskan mereka dalam bidang pendidikan. Maka terbentuklah Sanggar Belaja yang pada pembukaan Festival Denpasar ke 6 ini diberi nama Sanggar Kegiatan Belajar Lentera Anak Bali atau SKB LAB. Selain Peserta Didik SKB LAB featuring Dian AFI, juga mereka melakukan pertunjukan tari Cak lepas dan ........Girl Band. Ya SKB LAB Girl Band. Meski mereka adalah Buruh Tukang Suwun, Gelandangan dan Pengemis, namun mereka tidak mau kalah gaul dalam penampilannya. Maka dalam pembukaan ini, Peserta Didik SKB LAB juga menampilkan Girl Group ala Korea Yaitu SKB LAB Girl Band. Gayanya sudah menyaingi Girl Band atau juga Boy Band ala Korea setidaknya Cherrybelle di Indonesia. Festifal Denpasar adalah sebuah ajang ekspresi dan apresiasi kebudayaan masyarakat Kota Denpasar. Awalnya bernama Gajah Mada Festival karena dilaksanakan di sepanjang Jalan Gajah Mada Kota Denpasar. Kini bernama Festival Denpasar, dilaksanakan setiap akhir tahun menjelang tutup tahun dan menyambut Tahun Baru. Dalam acara inilah masyarakat Kota Denpasar dapat mengekspresikan segenap kemampuan dan potensinya dalam bidang kebudayaan. Selain menampilkan hasil kreasi budaya masyarakat Kota Denpasar, juga dialksanakan berbagai pameran serta kuliner masyarakat Bali. Dalam kuliner ini akan disajikan berbagai menu langka masyarakat Bali yang sudah jarang disajikan seperti Sate Kakul, Krupuk Klejat dll serta juga menu unik seperti olahan daging alu seperti sate alu, lawar kambing dsbnya. Acara Festival Denpasar yang kali ini bertema CREATIVE IN MOTION ini akan ditutup pada 31 Desember 2013 tengah malam menjelang pergantian tahun dari 2013 ke 2014(smt).

Selasa, 17 Desember 2013

PIODALAN DI PELINGGIH PADMASANA SKB KOTA DENPASAR

Piodalan di Pelinggih Padmasana UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar jatuh pada Rahina Anggara Purnama Kanam Anggara Kasih Kajang Kliwon tanggal 17 Desember 2013. Upacara Piodalan kali ini dipuput oleh Ida Pinandita Sri Mpu dari Griya Dharmasaba Abiansemal Badung. Upacara piodalan dimulai jam 09.30 wita sampai dengan 11.00 wita. Diawali dengan Tari Rejang yang dibawakan oleh anak-anak Paud. Tari rejang adalah Tari Sakral yang hanya diterikan pada saat ada upacara-upacara besar Panca Yadnya. Sementara itu Pinandita melantunkan sloka-sloka Veda ditimpali oleh denting genta, Kidung Panca Yadnya yang dilantunkan oleh Kepala SKB dan Putu Yuliatini,. Perpaduan semua suara-suara tersbut menciptakan aura suci nirmala. Sementar itu, sesekali suara gambelan bleganjur berdentang penuh semangat yang ditabuh oleh anak-anak Paud pria. Persembahyangan diawali dengan Puja Tri Sandya diikuti oleh semua hadirin terdiri dari para Karyawan SKB, Guru Paud, Peserta Didik Kesetaraan Paket B dan C serta para orang tua anak-anak Paud. Setelah Puja Tri Sandya dilanjutkan dengan Panca Sembah. Setelah Panca Sembah dilanjutkan dengan nunas tirta dan bija. Acara dilanjutkan dengan “ngider caru” dilaksanakan oleh peserta didik Paket B dan C. upacara mecaru mengelilingi gedung SKB sebanyak 3 kali. Upacara Piodalan berakhir pada jam 10.30 wita. Beberapa karyawan SKB dan Peserta Didik Paket B dan C melaksanakan upacara mejaya-jaya oleh Ida Pinandita Sri Mpu Griya Dharmasaba (smt).,

Jumat, 13 Desember 2013

PENERIMAAN RAPORT SEMESTER I PAUD UPT SKB DINAS DIKPORA KOTA DENPASAR

Penerimaan raport Semester I Tahun Ajaran 2013/2014 Paud “Harapan Bangsa” UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dilaksanakan hari Jumat tanggal 13 Desember 2013. Penerimaan raport ini untuk Kelompok Bermain usia 3-4 tahun sebanyak 8 orang atau 1 kelompok, TK 4-5 tahun sebanyak 19 0rang 1 kelompok dan usia 5-6 tahun sebanyak 89 orang atau 5 kelompok. Raport diterima langsung oleh para orang tua murid. Dalam kesempatan ini diberikan kesempatan kepada para orang tua murid berdialog ataupn berkonsultasi berkaitan dengan perkembangan putra-putrinya selama 6 bulan ini. Setelah penerimaan raport ini, para peserta didik Paud mendapatkan libur. Pada tanggal 30 Desember 2013 akan diadakan acara tutup tahun 2013. Acara ini bertujuan sebagai ajang simakrama/silaturahmi antara UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar selaku penyelenggara Paud dengan Para Peserta Didik, orang tua Peserta Didik, para Tenaga Pendidik dan Kependidikan sehingga akan terjalin rasa kekeluargaan yang semakin erat Peserta didik paud akan mulai sekolah lagi pada hari Kamis tanggal 2 Januari 2014 (smt).

Kamis, 12 Desember 2013

RAPAT PERSIAPAN PIODALAN DI PADMASANA SKB KOTA DENPASAR

Rapat persiapan piodalan di Pelinggih Padmasana UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dilaksanakan pada hari Kamis 12 Desember 2013. Rapat dimulai jam 09.30 sampai dengan jam 10.30 wita. Dihadiri oleh 20 orang terdiri dari Kepala SKB, Kasubag Tata Usaha +1 Staf Tu, 11 orang Pamong Belajar dan 5 orang Guru Paud. Rapat langsung dipimpin oleh Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar Ni Made Sugiantini, S.Pd.,M.Pd.H. Agar pelaksanaan upacara ini dapat berjalan dengan baik, maka dalam rapat ini disusun kepanitiaan serta dibentuk seksi-seksi antara lain: 1. Penanggung Jawab I : Ni Made Sugiantini, S.Pd.M.Pd.H. II : Ni Made Susilawati. 2. Ketua : I Gusti Made Sanjaya, S.Pd. Wakil Ketua : I Nyoman Sukerta, SH. 3. Sekretaris : I Nyoman Handika, S.Si. 4. Bendahara : Dra. Ni Luh Putu Yuliatini, M.Pd.H. Seksi-seksi: I. Seksi Aci/Banten: Koordinator : Ni Ketut Sumiati, S.Pd. Anggota : 1. A. A. Ayu Koreawati, SE. 2. Dra. Ni Wayan Sulastri, M.Pd.H. 3. A. A. Tirtawati. 4. A. A. Citrawati, S.Pd.Aud. II. Seksi Mangku/Kesenian: Koordinator : I Ketut Suarjana, S.Ag. Anggota : 1. I Gusti Ngurah Agung Saputra, SE. 2. Sri Hartati Andriana. 3. Ni Ketut Ardani. III. Seksi Konsumsi: Koordinator : Kadek Suastini, SE. Anggota : 1. Dra. Ketut Lasmini. 2. Dra. Ni Wayan Mastini. 3. Ni Ketut Suarti. 4. Nengah Juwini. 5. Wayan Pande Damayanti. IV. Seksi Persiapan Upakara (Memasang Wastra dan Lamak): Koordinator : A. A. Ngr. Dalem Astagina, SE. Anggota : 1. A. A. Ngurah Sumantri. 2. Ni Wayan Suartini. 3. Ni Luh Putu Suka Astuti, A.Ma. V. Seksi Perlengkapan: Koordinator : Gusti Ngurah Merta, S.Ag. Anggota : 1. I Gede Oka Darmawan, SH. 2. I Putu Supartha. VI. Seksi Dokumentasi/Publikasi: A. A. Ngurah Sumantri. Piodalan di Pelinggih Padmasana jatuh pada Purnama Sasih Kanam Anggara Tambir atau hari Selasa tanggal 17 Desember 2013. Upacara Piodalan akan dimulai jam 08.00 wita dan upakara akan dipuput oleh Sri Mpu dari Desa Darmasaba Abiansemal Badung (smt).

Selasa, 10 Desember 2013

KEGIATAN PAUD MENGENAL LINGKUNGAN

Program Pengenalan Lingkungan Paud "Harapan Bangsa" UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Desember 2013. Untuk kali ini digandeng dan bekerja sama dengan Restoran Cepat Saji Mc. Donald Jalan Nangka Utara Denpasar. Acara dimulai jam 08.00 wita, diawali dengan berdoa bersama sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Bagi anak Paud yang beragama Hindu dilanjutkan dengan mengucapkan Gaya Tri Mantram sebanyak tiga kali. Selanjutnya acara dipandu oleh pihak Mc. Donald. Dimulai dengan senam riang gembira.Anak-anak Paud semakin gembira ketika memasuki acara permainan. Berbagai permainan diperkenalkan, semua permainan tersebut bersifat edukatif. Selain itu, juga dilaksanakan permainan yang bersifat perlombaan dan bagi anak Paud yang keluar sebagai juara 1, 2, dan 3 mendapatkan hadiah. Selain permaianan-permainan dan perlombaan-perlombaan tersebut, di Mc. Donald juga ada sarana bermain khas Mc. Donald yang membuat anak-anak Paud sangat senang dan gembira. Setelah acara permainan dan perlombaan, anak-anak Paud juga diajakmengunjungi dapur Mc. Donald. Tujuannnya adalah untuk mengenalkan peralatan yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis makanan dan menu, proses pembuatan dsbnya. Anak-anak Paud juga diberikan Ice Cream. Acaradi titutup dengan memberikan door prize kepada Anak-anak Paud serta Ayam Goreng berserta nasi dan minuman. Acara berakhir pada jam 10.00 wita (smt).

Senin, 09 Desember 2013

PUBLIKASI PROGRAM PAUDNI SKB VIA TELEVISI

Kiprah Lembaga Pendidilan Luar Sekolah UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar sudah sejak tahun 60 an. Sejak lembaga ini bernama PLPM (Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat) dan berlokasi di Kelurahan Kesiman. Sampai berubah nama menjadi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), namun masyarakat dan para pemangku kepentingan belum juga tahu tentang keberadaan SKB ini. Ini berarti kurangnya sosialisasi dan publikasi lembaga ini di masyarakat. Dan permasalahan ini tidak hanya dihadapi oleh UPT SKB Disdikpora Kota Denpasar, juga hampir semua SKB yang berada diseluruh penjuru tanah air. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, BPPAUDNI Regional V Mataram Lombok yang mewilayahi Bali dan NTB tergelitik untuk membuat program Publikasi. Gagasan brilian dan inovatif ini kemudian diwujudnyatakan oleh Kasi Informasi BPPAUDNI Regianal V Haji Khairuddin, SH. Setiap SKB yang ada diwilayah BPPAUDNI Regional V akan diliput program-program unggulanya untuk ditayangkan di sebuah stasiun televisi. Untuk UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar, program unggulan yang dilput adalah PAUD berbasis Budaya Lokal. Atas kebaikan Kasi Informasi, khusus untuk UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar ditambah dengan peliputan Program Berkelanjutan Pendidikan Kesetaraan Paket B dan C. Acara peliputan ini dilaksanakan oleh Sindo TV yang merupakan stasiun lokal RCTI. Acara peliputan sudah di shotting pada hari Senin tanggal 9 Desember 2013 mulai jam 08.30 wita di UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. sedangkan Program Kesetaraan Paket B dan C diliput pada hari yang sama sore mulai jam 18.00 wita. Peliputan untuk Program Pendidikan Kesetaraan ini adalah Kursus Bahasa Inggris, Kursus Komputer, Kursus Menjahit, Kursus Membordir, Kursus Tata Rias Pengantin dan keterampilan membuat Penjor Dekorasi. Semoga dengan publikasi via media televisi ini, SKB dengan program-program Paudninya semakin dikenal dimasyarakat (smt).

Minggu, 08 Desember 2013

MONEV BOP PAKET B DI SKB KOTA DENPASAR

Monitoring dan Evaluasi (monev) terhadap Program Pendidikan Kesetaraan Paket B dilaksanakan di UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Monev dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013. Petugas monev datang pada jam 07.30 wita. Beliau bernama Habibah CH dari Direktorat Pembinaan SMP Kemdikbud RI. Adapun yang dimonev adalah Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) tahun anggaran 2013 melalui dana dekonsentrasi pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B kelas VIII. Pada tahun 2013 ini hanya Paket B kelas VIII yang memperoleh BOP di UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Oleh karena itu monev ini adalah untuk mengetahui sejauh mana sudah program-program yang menggunakan BOP ini dilaksanakan. Menyangkut diantaranya kelengkapan administrasi yang mendukung program ini. Dalam monev ini hadir Pengelola Paket B “Saraswati” Dra. Ketut Lasmini didampingi oleh Pokja Paket B cq Sekretaris A.A. Ngurah Dalem Astagina, SE, Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar Ni Made Sugiantini, S.Pd.,M.Pd.H, dan Koordinator Pamong Belajar I Nyoman Handika, S.Si. Petugas juga sempat melihat-lihat ruangan belajar Paket B, Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Ruangan Praktek Menjahit dan Membordir (smt).

Rabu, 04 Desember 2013

MEMETIK PELAJARAN DIBALIK KUNJUNGAN DIRJEN PAUDNI KE SKB KOTA DENPASAR

-Oleh : A. A. Ngurah Sumantri- Oleh : A. A. Ngurah Sumantri Kunjungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan In Formal Profesor Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Psi. ke UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar Senin 25 November 2013 sudah berlalu, namun kesan yang beliau tinggalkan sangat menggores hati dan melekat dalam ingatan dan sulit terlupakan bagi kami para insan Paudni di Kota Denpasar ini. Sungguh merupakan suatu kehormatan yang luar biasa bagi insan Paudni Kota Denpasar khususnya kami dari UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar atas kunjungan beliau. Bagaikan tetanaman yang sudah lama merindukan turunnya air hujan, kedatangan beliau dapat membangkitkan semangat dan gairah baru para insan Paudni untuk melaksanakan tugas-tugasnya di masyarakat. Kehadiran beliau ditengah-tengah kami dapat memberikan dorongan, motivasi, semangat, memberikan pencerahan bagaikan baterai peralatan elektronik yang baru selesai di chas, yaitu kencang dan terevitalisasi untuk melajutkan tugas-tugas kami dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini non formal dan in formal. Apalagi setelah kami melihat beliau secara langsung, beliau begitu bergairah memandang anak-anak Paud. Pandangan dan naluri seorang Ibu yang sangat mencintai putra-putrinya. Penuh kasih sayang sesekali terlihat gemas melihat tingkah laku anak-anak Paud yang masih berjiwa murni, polos, lugu, jujur apa adanya. Suatu pemandangan yang sangat mengesankan dan mengharukan, menggembirakan bagi yang langsung menyaksikan semua ini. Bagi kami, beliau bukan hanya sebagai pejabat tinggi negara, bukan sekedar pejabat formal. Labih dari itu, beliau adalah Ibunya Ibu bagi insan Paudni di Kota Denpasar ini, lebih-lebih bagi anak-anak Paud yang langsung merasakan sentuhan dan perhatian beliau yang penuh kasih sayang. Bahkan saat tulisan ini kami buat, pengengelola Paud kami di UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar mengatakan bahwa salah seorang anak Paud bertanya dengan polos dan lugu, “Bu, kapan Ibu Dirjen datang kesini lagi? Ada Pak Dirjen ga?” pertamyaan tentang Pak Dirjen ini membuat pengelola Paud kami tertawa terpingkal-pingkal. Pikiran anak-anak sangat polos, lugu dan jujur. Apa yang dipikirkannya, itulah yang diucapkannya. Pertanyaan anak Paud itu merupakan indikasi, bahwa gambaran tentang sosok beliau yang penuh kasih sayang terhadap anak-anak bukanlah sekedar isapan jempol. Naluri anak-anak sangat tajam karena jiwanya masih murni. Mereka dapat membedakan, mana orang yang pura-pura dan yang benar-benar memiliki rasa kasih sayang setulus hati dari hati yang dalam. Apa yang beliau perhatikan kepada anak-anak Paud tersebut, dapat menginspirasi serta mendorong kami untuk lebih menyayangi dan mendidik anak-anak bangsa ini dengan hati. Bukan sekedar mendidik dengan formalitas karena tugas dan profesi, tapi sekali lagi dengan hati, dengan empati, dengan penuh perasaan. Dengan demikian rasanya ini merupakan dasar-dasar pendidikan karakter sejak usia dini. Dengan cara-cara seperti yang beliau perlihatkan dengan nyata, akan tertanam sejak usia dini benih-benih karakter yang baik. Yang mana pada dewasa ini semakin sedikit kita jumpai dimasyarakat. Terbukti dari seringnya terjadi peristiwa-peristiwa tawuran anta pelajar bahkan mahasiswa akhir-akhir ini. Mungkinkah semua peristiwa-peristiwa tersebut sebagai bentuk kegagalan kita dalam menanamkan pendidikan karakter di usia dini pada beberapa tahun yang silam? Jadi, kunjungan beliau ke UPT SKB Disdikpora Kota Denpasar dan Kota Denpasar ini bukanlah hanya sekedar kunjungan formalitas dan karena tugas. Tapi lebih dari itu, suatu kunjungan yang sangat memberikan pencerahan, memberikan inspirasi, memberikan motivasi, bagaimana cara memperhatikan putra-putri kita dengan baik penuh kasih sayang kaitannya dengan cara mendidik disertai perasaan, dengan hati, bukan sekedar mengajar tapi mendidik dengan rasa yang mungkin sekarang dibahasakan dengan istilah pendidikan karakter. Dan beliau menginplementasikannya dengan memberikan contoh, dengan tindakan dan perbuatan nyata, bukan dengan cara-cara yang verbal serta teori dan teks book yang muluk-muluk dan kurang membumi. Semoga apa yang diperlihatkan langsung oleh Ibu Dirjen, dapat dicontoh dan ditiru serta langsung dipraktekkan oleh para Guru Paudni di seluruh tanah air, agar kelak kita memiliki generasi muda dan pemimpin masa depan yang baik, beriman, dan berakhlak mulia sehingga akan tercipta generasi emas pada masa yang akan datang.

Selasa, 03 Desember 2013

PERINGATAN HAI KE 48 PROVINSI BALI DI KARANGASEM

Pringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 48 untuk Provinsi Bali diperingati di Kabupaten Karangasem Senin 2 Desember 2013. Peringatan HAI di Provinsi Bali setiap tahun dilaksanakan bergiliran di Kabupaten/Kota. Untuk peringatan HAI ke 48 ini giliran Kabupaten Karangasem yang mendapatkan giliran. HAI ke 48 dipusatkan di gedung UPTD SKB Kabupaten Karangasem yang berada di Desa Jasi. Hadir dalam acara ini adalah Kadis Provinsi Bali yang diwakili oleh Kabid PNFI Dinas Dikpora Provinsi Bali Drs. I Wayan Sudarsana, M.Pd, Wakil Bupati Karangasem Made Sukarana, Kadis Dikpora Kabupaten/Kota se Bali beserta staf cq Bidang PNFI, Kepala dan Pamong Belajar SKb se Bali, Penyelenggara dan Pengelola PAUDNI se Provinsi Bali, Penilik se Provinsi Bali, Beberapa perwakilan PKBM Kabupaten/Kota se Bali serta insan PAUDNI se Provinsi Bali. Dalam peringatan HAI ini dilaksanakan pameran hasil produk keterampilan program-program PAUDNI seperti PKM, PKH, serta kursus-kursus yang dilaksanakan. Pamaeran diisi oleh Bidang PNFI Dinas Dikpora Kabupaten/Kota se Bali, SKB se Bali dan perwakilan PKBM se Bali. Acara diawali oleh Laporan kadis Dikpora Kabupaten Karangasem. Kabid PNFI Disdikpora Kabupaten Karangasem Made Subawa mengatakan kepada para wartawan media lokal bahwa jumlah warga yang buta aksara di Kabupaten Karangasem berjumlah 40 ribu. Termasuk buta aksara tertinggi di Bali. Yang banyak buta aksaranya adalah Kecamatan Kubu, di Kecamatan Karangasem, Kecamatan Abang dan Bebandem. Beliau meyakini bahwa untuk buta aksara usia 24 tahun kebawah diyakini sudah tidak ada. Namun hasil pengamatannya dengan Yayasan Lembaga Anak Bangsa (LAB) Denpasar, sejumlah anak dari Desa Pedahan Kaja dan sekitarnya banyak yang buta aksara dan merantau ke Denpasar. Di Denpasar mereka menjadi buruh tukang suwun dan gelandangan. Pemerintah Kota Denpasar melalui Yayasan LAB dan UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar membentuk Sanggar Belajar yang diberi nama Lentera Anak Bali. Mereka belajar membaca, menulis, dan berhitung ditambah keterampilan belajar di lantai IV Pasar Badung Kota Denpasar. Program ini merupakan implementasi dari visi Pemkot Denpasar sebagai Kota Layak Anak. Sementara itu Wakil Bupati Made Sukerana mengakui anak-anak atau orang dewasa yang menjadi gepeng atau warga buta huruf pegunungan seperti di Kubu, juga pintar membedakan nilai uang. Misalnya, kalau mereka seharusnya dapat bagian RP. 100 ribu malah diberi uang Rp. 20 ribu, bisa jadi kapak yang bicara. Terkait pengentasan buta aksara tersebut, sudah berbagai program dilaksanakan seperti pengembalian pekerja anak ke sekolah. Namun dari 150 orang pekerja anak yang dikembalikan ke bangku sekolah yang masih bertahan hanya 10 orang. Mereka juga dimasukkan dalam program Paket A, B, dan C serta program keaksaraan fungsional. Kubu merupakan penyumbang angka putus sekolah yang cukup tinggi. Penyebab mereka putus sekolah selain lebih suka mencari uang meski masih anak-anak dibandingkan sekolah, juga karena secara geografis lokasi sekolah cukup jauh dari rumahnya. Selain alasan miskin, serta tidak adanya prasarana jalan aspal. “Kalau dulu zaman saya berjalan kaki ke sekolah. Menempuh jarak sejauh 5 kilometer sudah menjadi hal biasa. Kini, anak-anak berjalan dan menempuh jarak 4 kilometer saja sudah tidak mau. Jadi, prasarana jalan masih penting, di samping di samping menyediakan air bersih” paparnya. Cara mengatasi jalan kaki jauh ke sekolah, Sukerana yang berasal dari Banjar Juntal Kubu itu mengatakan saat ini sudah ditempuh dengan mendekatkan tempat belajar ke rumah-rumah penduduk dimana banyak angka putus sekolah dan buta hurufnya yaitu dengan membentuk SD cabang atau SD fisial (smt).

Minggu, 01 Desember 2013

SELAYANG PANDANG UPT SKB DINAS DIKPORA KOTA DENPASAR

Oleh : A. A. Ngurah Sumantri. Keberadaan UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar ini diawali oleh suatu lembaga yang bernama PLPM. PLPM singkatan dari Pusat Latihan dan Pendidikan Masyarakat. PLPM sudah berkiprah di masyarakat Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pada tahun 1969. Lembaga ini berlokasi di Kelurahan Kesiman. Gedung PLPM saat ini adalah Kantor Kelurahan Kesiman yang beralamat di Jalan Supratman nomor 166 (tepat di depan/diseberang jalan berhadapan dengan Kantor Kecamatan Denpasar Timur dan bertetangga dengan Puri Agung Kesiman). Karena lokasinya di Kelurahan Kesiman maka dinamai PLPM Kesiman. PLPM Kesiman pada masa itu adalah lembaga pendidikan yang program-programnya menyangkut Pendidikan Luar Sekolah terutama Pendiikan Masyarakat (DIKMAS). Berkiprah pada akhir zaman orla dan masa transisi ke orba. Program utamanya mengentaskan Buta Huruf yang masih sangat banyak di masyarakat. PLPM Kesiman dipimpin oleh Drs. I Gusti Ngurah Widura (almarhum). Tahun 1982, PLPM Kesiman menjadi SKB Kesiman. SKB Kesiman dipimpin oleh I Gusti Ngurah Oka. SKB Kesiman adalah Unit Pelayan Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (PLSPO) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Belum setahun dipimpin oleh I Gst. Ngurah Oka, SKB Kesiman dipecah menjadi dua. Waktu itu SKB Kesiman memiliki karyawan sebanyak 30 orang. Setengah dari karyawan tersebut dipimpin oleh I Gusti Ngurah Oka menempati sebuah gedung baru yang dibuat oleh Ditjen PLSPO berlokasi di Jalan Gurita Raya Pegok Denpasar Selatan. Lembaga inilah SKB Denpasar Selatan dengan setengah dari jumpah karyawan SKB Kesiman yang dibawa oleh I Gusti Ngurah Oka. Adapun wilayah kerjanya adalah: Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar Barat dan Mengwi (kini salah satu Kecamatan di Kabupaten Badung). Beberapa tahun kemudian, SKB Denpasar Selatan menjadi SKB Pembina di Provinsi Bali. SKB Denpasar Selatan inilah yang kemudian menjelma menjadi UPTD BPKB Provinsi Bali hingga sekarang. Sementara itu SKB Kesiman dibawah kepemimpinan I Wayan Tingkes. Wilayah kerja SKB Kesiman meliputi Kecamatan Denpasar Timur, Abiansemal dan Petang (Pada saat itu yaitu sebelum tahun 1998, secara administrasi dan teknis kami masih berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Badung dengan Ibu Kotanya Denpasar. Sedangkan Pemerintahan Denpasar terbentuk tahun 1992. Kendati demikian, dalam kenyatannya secara administrasi-birokrasi dan urusan teknis SKB Denpasar Kota masih ditangani Pemkab Badung Barulah pada tahun 2001 kami mulai secara administrasi, birikrasi dan teknis ditangani oleh Pemkot Denpasar). Selain ketiga wilayah kerja tersebut, SKB Kesiman juga memiliki wilayah binaan di kabupaten Klungkung termasuk pernah melaksanakan program ke Pulau Nusa Penida dan Kabupaten Bangli. Hal ini terjadi karena di kedua Kabupaten tersebut belum ada SKBnya. Pada saat itu di Bali hanya ada enam SKB antara lain: SKB Kesiman di Denpasar yang notabene Ibu Kota Kabupaten Badung, SKB Denpasar Selatan, SKB Badung, SKB Tabanan, SKB Sukawati-Gianyar dan SKB Buleleng. Karena itulah, beberapa Kabupaten yang belum memiliki SKB kemudian dibina dan program-program di wilayah tersebut diisi oleh SKB terdekat yang ada. Pada akhir 1984 sekitar bulan Oktober, SKB Kesiman pindah ke Dusun Tembau Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur. Dari lokasi lama berjarak kurang lebih 3 km. Kepindahan ini karena gedung SKB Kesiman itu milik masyarakat Kesiman. Awalnya SKB Kesiman ini direncanakan pindah ke Pegok Denpasar Selatan. Di sana sudah disiapkan lahan yang cukup luas dan dibangun gedung yang sangat megah (untuk ukuran pada tahun 80 an). Namun entah pertimbangan apa, SKB Kesiman tidak jadi pindah ke Pegok, melainkan lembaga ini dipecah menjadi dua. Sebagian karyawanannya ke Pegok dipimpin oleh I Gusti ngurah Oka seperti sudah diungkapkan diatas. Sedangkan setengahnya lagi masih menetap di SKB Kesiman. Hal ini karena permintaan dan keputusan Ditjen PLSPO waktu itu. Tuntutan masyarakat Kesiman terhadap gedung yang akan digunakan sebagai kantor Kelurahan akhirnya membuat Kepala SKB Kesiman waktu itu I Wayan Tingkes menghadap ke Kantor Wilayah P dan K Provinsi Bali. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1984. Oleh I Gst Agug Gde Oka Kakanwil P dan K waktu itu, SKB Kesiman diperkenankan menggunakan sebuah Gedung yang dibangun oleh Bidang Generasi Muda (PGM) Kanwil P dan K Provinsi Bali. Gedung ini oleh Bidang Binmud atau PGM sedianya diperuntukan untuk membina para pemuda dibidang berbagai keterampilan. Namun karena gedung tersebut belum juga dimanfaatkan untuk program-program dimaksud, akhirnya SKB Kesiman yang sangat mendesak memerlukan gedung memanfaat gedung tersebut hingga sampai saat ini. Pada tahun 80 an tersebut, daerah Tembau ini masih cukup terasing karena satu-satunya akses jalan menuju tempat ini hanya melewati jalan Sulatri di samping Pura Pengerebongan. Sebuah jalan yang sangat sempit dengan geografis yang berbukit dan berlembah-jurang, berkelok, menurun dan menanjak. Kondisi medan yang cukup berat dan Desa yang terasing melewati jembatan yang dibuat hasil karya AMD (Abri Masuk Desa). Jalan Bypass Gatot Subroto baru dibuat dan diresmikan pada tahun 1992. Satu-satunya alat transportasi yang efektif hanyalah pakai sepeda motor. Sepeda motor pun pada masa itu masih sangat sedikit termasuk sebagian besar karyawan SKB Kesiman tidak memiliki sepeda motor. Masyarakat sekitarnya belum mengenal budaya bisnis jasa antar jemput yang bernama ojek. Maka tidak jarang mereka menuju ke gedung ini dengan berjalan kaki sepanjang 3 km. Dan saya yang menulis catatan ini (kalau boleh dibilang demikian) ikut mengalami suka dukanya bergedung di daerah terpencil dan sangat sepi (saluran dan jaringan Telepon pun belum masuk saat itu). Tahun demi tahun dilalui oleh lembaga PLS yang bernama SKB Kesiman ini. Berbagai suka-duka, timbul tenggelam penuh romantika dialami bersama para karyawannya yang masih senior hingga kini. Meski kondisi alam dan lingkungan yang cukup berat pada masa itu, namun semangat kerja dan jiwa pendidik ke PLS an kami tetap bersemangat. Bahkan kondisi seperti ini justru menjadikan suatu tantangan yang menantang. Kepemimpinan silih berganti. Pada tahun 1990 Kasubsi Pelpro kami mutasi ke kabupaten Bangli. Beliau adalah I Nyoman Pastika, SmHk. Beliau dipromosikan menjadi Kepala SKB Kabupaten Bangli yang baru terbentuk. Hal ini perlu kami tulis disini sebagai suatu bagian dari perjalanan sejarah SKB ini kaitannya dengan SKB-SKB yang ada di Bali bahwa ternyata SKB Kesiman sebagai salah satu SKB tertua memiliki kontribusi yang tidak kecil dalam kesejarahan SKB-SKB yang ada di Bali. Setelah menjadi Kepala SKB Kabupaten Bangli, I Nyoman Pastika, SmHk pulang kampung dan sempat menjadi Kepala SKB Buleleng. Bahkan sebelum pensiun, beliau juga sempat menjadi Pamong Belajar di SKB tersebut. Tahun 1992, I Wayan Tingkes pensiun dan digantikan oleh I Made Yuda sebagai Pelaksana harian Kepala SKB. I Made Yuda adalah kasi Dikmas pada Dinas Dikbud Kabupaten Badung. Hanya beberapa bulan karena pada tahun yang sama Kepala Urusan Tata Usaha Drs. I Gusti Ngurah Wirawan diangkat menjadi Kepala SKB Kesiman. Drs. I Gusti Ngurah Wirawan pensiun pada tahun 1996, beliau digantikan oleh Drs. I Wayan Arka salah seorang Pamong Belajar SKB Kesiman. Namun sebelum I Wayan Arka ditunjuk resmi menjadi Kepala Kesiman, lembaga ini sempat menunjuk kembali I Made Yuda Kasi Dikmas Dinas Depdikbud Kabupaten Badung menjadi PLH. Tahun 1996 SKB Kesiman berubah nama menjadi UPTD SKB Denpasar Kota. Dokumen berupa SK Dirjen dsbnya yang bernilai sejarah tentang penggantian nama ini sampai saat ini kami tidak temui dan ketahui. Hal ini karena terjadinya beberapa kali perombakan gedung sehingga banyak dokumen tertulis maupun dalam bentuk foto-foto lenyap tak terurus. Namun demikian para karyawan senior tentu masih ingat berbagai peristiwa bersejarah yeng menyertainya dalam berbagai perubahan yang menyertainya. UPTD SKB Denpasar Kota dibawah pimpian Drs. I Wayan Arka berkiprah sampai tahun 2001. Pada masa inilah terjadi guncangan yang sangat keras terhadap kelembagaan PLS tertua di Bali ini. Tahun 2003 pada masa otonomi daerah nama UPT SKB Denpasar Kota tidak temasuk dalam salah satu lembaga dan organisasi pemerintahan yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Denpasar. Pada saat bersamaan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Denpasar yang baru terbentuk mengambil alih gedung UPTD SKB Denpasar Kota ini. Saati itu lembaga ini sangat memprihatinkan karena I Wayan Arka memindahkan dirinya dengan melakukan lobi-lobi ke Pemkot Denpasar dan berhasil menjadi Kabid PLSPO pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Denpasar. Demikian pula Kepala Urusan Adinistrasinya I Ketut Suryadi, SH segera meninggalkan SKB ini begitu mereka mengetahui keberadaan SKB ini tidak jelas. Dari 30 orang staf SKB, separuhnya adalah tenaga administrasi. Oleh Kadis Dinas Pendidikan Kebudayaan waktu itu, I Gst. Ngurah Yadnya, mereka ditarik menjadi staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Denpasar. tinggalah sisanya para Pamong Belajar. para pejabat terkait tidak berani mengambil keputusan memindahkan para Pamong Belajar ini ke suatu instansi. Tinggalah para Pamong Belajar ini dengan nasibnya tidak menentu dan terombang-ambing dalam ketidakpastian. Sementara itu BKD sudah memakai gedung SKB ini. Semakin bngunglah para Pamong Belajar karena bukan hanya masalah nasibnya sendiri melainkan pada saat itu masih berjalan program berkelanjutan yaitu program PIADU (Pendidikan Ibu dan Anak Dini Usia), Paket B dan Paket C, peralatan sarana seperti dipan dengan kasurnya di dalam asrama, bangku, meja, kursi dsbnya. Mau dibawa kemana peralatan ini? Kabid PLSPO Dinas Dikpora Kota Denpasar Drs. I Wayan Arka dengan meyakinkan mengabarkan kepada kami bahwa SKB ini dipindahkan ke Gedung Pengawas Kota Denpasar yang berada disamping Kantor Dinas Dikpora Kota Denpasar jalan Mawar. Namun ternyata beliau belum menlakukan koordinasi dengan para Pengawas yang menempati Gedung itu. Gedung itu jauh dari layak karena gedungnya kecil serta ruangannya sangat sempit seperti RSS (Rumah Sangat Sederhana). Bahkan para Pengawas tersebut marah-marah karena tanpa izin Pamong Belajar melakukan bersih-bersih dan untuk ikut berkantor disana. Semakin galaulah perasaan kami. Kegalauan ini semakin bertambah ketika Kabid PLSO yang mantan Kepala SKB Denpasar Kota ini datang ke SKB dan memberitahukan bahwa SKB Denpasar sudah dibubarkan dan Jabatan Pamong Belajar dihapus. Namun ketika diajak berdialog mengenai pembubaran SKB dan Penghapusan Jabatan Pamong Belajar, beliau tidak dapat menunjukkan dokumentasi/surat-surat, SK, Perda, Peraturan walikota atau apa pun bentuknya. Siapa pejabat yang membuat dan mendatangani hitam diatas putih tentang pembubaran SKB dan penghapusan jabatan Pamong Belajar tersebut? Beliau berjanji akan menunjukkan bukti hitam diatas putih tersebut. Tapi akhirnya beliau tidak pernah lagi datang ke SKB yang pernah beliau pimpin ini.Berbagai jalan dilakukan oleh para Pamong Belajar seperti minta petunjuk ke Kadis Dikbud Kota Denpasar, DPRD Kota Denpasar, Ke Walikota Denpasar, namun belum mendapatkan solusi. Dalam kondisi seperti itu, mantan Kepala SKB Buleleng I Dewa Gede Beratanida yang pada tahun 2003 itu menjadi anggota Komisi E DPRD Provinsi Bali menyarankan agar menghadap dan berbicara di depan Komisi E DPRD Provinsi Bali. Tanggal 11 Maret 2003 kami pun menghadap. Istilah yang kami pakai cukup manis yaitu “curhat” dan mohon petunjuk untuk mendapatkan solusi. Kami diterima olleh Ketua DPRD Bali IGN Surya, Ketua Komisi E IB. Komang Banjar dan Sekretaris Komisi E Dewa Nyoman Berata Nida. Pertemuan kami dengan DPRD Provinsi Bali itu kemudian terpublikasikan di beberapa koran lokal keesokan harinya 12 Maret sampai 13 Maret 2003. Apalagi berita-berita itu diberi judul yang "seram-seram" seperti "Walikota Digugat Eks SKB" dsbnya. Apalagi pada saat itu suasana politik di Kota Denpasar lagi sensitif dimana Walikota inkamben A. A. Puspayoga akan mencalonkan diri untuk kedua kalinya menjadi Walikota Denpasar. Tentu berita kami menghadap ke DPRD Provinsi Bali ini juga termasuk “mengganggu” pencitraan beliau. Tiga hari kemudian pada tanggal 13 Maret 2003, kami pun dipanggil Walikota untuk menghadap. Kami diterima oleh Sekretaris Daerah waktu itu I Made Westra, SH. Kami ditanyai dengan baik dan ramah tentang pertemuan dengan DPRD Provinsi Bali tersebut. Setelah kami menjelaskan dengan runtut dari awal sampai puncaknya kami bertemu dengan Komisi E yang salah satunya membidangi Pendidikan itu, beliau memaklumi perbuatan kami. Apalagi penyampaian kami ini disertai beberapa dokumen yang menguatkan usaha kami dalam mencari solusi. Penjelasan-penjelasan kami yang sangat argumentatif dan logis tersebut akhirnya menimbulkan simpati dan kami pun akhirnya mendapatkan solusi yaitu, sebagian gedung SKB ini bisa tetap kami tempati berbagi tempat dengan BKD Kota Denpasar. Meski bagian yang kami tempati jauh dari representatif untuk disebut layak, namun ketimbang tidak sama sekali mendapatkan tempat, patut disyukuri. Kamipun bertekad bersama para Pamong Belajar, meski SKB Denpasar Kota tanpa seorang Kepala difinitif masih dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kinerja nyata kami di masyarakat pada akhirnya membuahkan hasil. Setelah sejak 2001 tanpa memiliki Kepala, pada tahun 2006 terbitlah Perda nomor 6 tahun 2006 tertanggal 13 januari 2006 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kota Denpasar. SKB Denpasar Kota adalah UPTD nya Dinas Dikbud Kota Denpasar. namanya menjadi UPTD SKB Kota Denpasar. menyusul dilantiknya Kepala UPT SKB Kota Denpasar pada bulam April 2006 I Made Raka, SE.,M.Si.,Ak. Sebelumnya beliau adalah Pelaksana Harian Kabid PLSPO Dinas Dikbud Kota Denpasar. Pada tahun 2008 tepatnya 30 Desember 2008, terbit Peraturan Walikota Denpasar nomor 36 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Kota Denpasar dimana UPTD SKB Kota Denpasar menjadi UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar adalah Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Dikpora Kota Denpasar. Disusul kemudian pelantikan Drs. I Made Suena, M.Pd pada tanggal 13 Maret 2009 sebagai Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar menggantikan I Made Raka yang dimutasi ke Rumah Sakit Daerah Kota Denpasar Wangaya. Bersamaan dengan I Made Suena, diangkat pula Ni Made Susilawati sebagai Kasubag Tata Usaha. Sejak tahun 2002 jabatan yang pada masa itu bernama Kepala Urusan Tata Usana lowong dan hanya diisi oleh 2 orang staf yang kemudian 1 orang meninggal pada pada tahun 2004 sehingga tinggal 1 orang saja hingga tahun 2013 ini. Tahun 2011 kembali terjadi mutasi dilingkungan pejabat struktural Pemkot Denpasar. I Mde Suena dimutasi dan diangkat sebagai Kepala UPT Rumah Pintar yang baru terbentuk Tahun 2011. Sebagai penggantinya diangkat mantan Kasi Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Denpasar I Made Subawa, SH sebagai Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar pada tanggal 4 Pebruari 2011. Pada masa kepemimpinan I Made Subawa inilah terjadi sejarah penting. Sebagian gedung yang sejak Maret tahun 2003 telah dipakai oleh BKD Kota Denpasar, pada 1 Juni 2011 ditinggalkan karena BKD sudah mendapatkan gedung di kawasan Lumintang Denpasar Utara. Sebagian Gedung yang sempat lowong sampai bulan Juli 2013 ini hampir diisi oleh suatu lembaga lain. Berkat loyi calon Kepala SKB Awal tahun 2011 Ni Made Sugiantini, S.Pd. M.Pd.H ini cepat meloyi ke Pemkot Denpasar. Sehingga lembaga tersebut tidak jadi menggunakan gedung ini. Sejak 5 Agustus 2011, UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar menggunakan Gedung ini sepenuhnya. Pemkot Denpasar kembali melakukan mutasi dilingkungan jabatan struktural. I Made Subawa dimutasi ke Dinas Dikpora Kota Denpasar sebagai Kasi TGT. Sedangkan Ni Made Sugiantini, S.Pd.,M.Pd.H salah seorang Pamong Belajar UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar diangkat menjadi Kepala dan dilantik pada tanggal 30 Januari 2012. Demikian secara singkat dapat saya buat tulisan ini. Semoga ada manfaatnya terutama bagi teman-teman maupun mereka yang berkepentingan berkaitan dengan lembaga ini. Presiden Republik Indonesia pertama yang juga Proklamator kita mengatakan JASMERAH! Atau, Jangan Sekali-kali melupakan sejarah. Segala sesuatu di dunia ini pasti ada sejarahnya. Karena sejarah adalah proses atau perjalanan hidup sesuatu. Bukan saja mahluk hidup tetapi termasuk benda mati. Selama didalam ada proses dan perjalanan sejak awal lakhirnya atau terbentuknya hingga pada masa kini yang masih dalam perjalanan proses ini menuju ke masa yang akan datang hinga mencapai titik pemberhentian, Itupun akan masih menjadi bagian sejarah objek bersangkutan, juga termasuk rentetan perjalanan sejarah. Sebagai salah seorang yang sudah 30 tahun ikut serta dalam proses perjalanan lembaga ini, dengan ikut merasakan suka-duka, manis-pahit, naik-turun dan berbagai romantika proses perjalanan lembaga UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar yang cukup panjang ini, dengan melupakan segala kekurangan dan kebodohan, saya ingin menyumbangkan sesuatu buah pikiran berupa catatan pribadi dari lembaga ini dari sudut pandang saya. Ini adalah sebagai salah satu bentuk kontribusi saya terhadap lembaga yang sudah menyertai separuh lebih perjalanan hidup saya ini. Tentu dengan besar hati dan hati terbuka saya siap menerima masukan dan saran demi kesempurnaan tulisan ini untuk lembaga yang kita sama-sama cintai ini. Terutama sekali kepada rekan-rekan kami yang lebih senior yang diantaranya saat ini sudah pensiun dan sepuh dan beberapa diantaranya masih aktif mengabdi pada Negara, Nusa Bangsa dan Masyarakat, serta rekan-rekan kami di lembaga ini. Mohon maaf untuk kelancangan saya ini. Namun akan menjadi suatu ganjalan dan kegelisahan hati bila pemikiran ini tidak disalurkan dalam tulisan ini. Selain itu, salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh seorang Pamong Belajar diantarnya adalah keterampilan menulis. Menulis tentang apa saja, dan yang paling ideal tentunya masalah ke PLS/PNF an. Para pejabat PNFI bahkan mendorong kami selaku Pamong Belajar untuk berani menulis. “Kalau tidak dicoba, maka saudara-saudara tidak akan pernah bisa menulis”, demikian kata mereka. Termotivasi oleh dorongan-dorongan itulah, bila ada kesempatan luang maka sekali lagi dengan melupakan kebodohan, kecetekan wawasan, maka saya berusaha selalu menuangkan pikiran-pikiran saya dalam sebuah tulisan. Demikian semoga dimaklumi dan sekali lagi saya selalu terbuka menerima masukan berupa saran-saran bahkan kritik yang bersifat membangun.