Kontak Info Lain dan Alamat:

Kunjungi Blog kami: http://skbdenpasar.blogspot.com
Facebook:
skbkotadps@yahoo.co.id
Vidio:
Youtube SKB Kota Denpasar
Email: skbkotadps@yahoo.co.id dan skb.denpasar@gmail.com
Telp: (0361) 461892
Alamat: Jl. Trengguli I Tembau-Penatih Denpasar Timur - Bali

Rabu, 26 September 2012

PEMBUKAAN PROGRAM PERCONTOHAN KURSUS DAN PELATIHAN TAHUN 2012

Pembukaan Program Percontohan Kursus Dan Pelatihan Tahun 2012 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 September 2012. Program-program percontohan yang dibuka secara bersamaan tersebut antara lain P2TK (Guru Inti PAUD), Percontohan PAUD Terpadu, Tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar, Kursus dan Pelatihan Membordir, dan KUM (Keaksaraan Usaha Mandiri). Pembukaan ini bersifat simbolis karena program-program tersebut sudah dilaksanakan oleh UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Kegiatan ini dibuka oleh Kadis Dikpora Kota Denpasar Ir. I Gst. Ngr. Edy Mulya, SE. M.Si. hadir dalam acara ini sebagai undangan antara lain: Kabid PLS Disdikpora Kota Denpasar, Kasi PLS Disdikpora Kota Denpasar,Kasi PAUD Disdikpora Kota Denpasar, Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Denpasar Timur, Utara, Barat, dan Selatan serta Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar sebagai tuan rumah. Pada acara ini Bapak Kadis Dikpora Kota Denpasar diberikan suatu kejutan oleh panitia dengan merayakan hari ulang tahun beliau. Dalam pembukaan ini semua peserta didik kursus dari semua program kegiatan ini hadir. Acara yang dibuka pada jam 19.00 wita berakhir pada jam 21.00 wita. Acara diakhiri dengan pemantauan semua program UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar yang pada saat itu sedang berlangsung antara lain Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C. Kursus-kursus antara lain: Kursus Tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar, Kursus dan Pelatihan Membordir, serta juga melihat dan menyaksikan Kursus dan Pelatihan membuat Penjor Dekorasi (meski program yang ini adalah BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) yang diberikan kepada Pendidikan Kesetaraan paket C Tahun 2012 dari Disdikpora Propinsi Bali cq Bidang Dikmen (smt).

Sabtu, 22 September 2012

KURSUS DAN PELATIHAN MEMBORDIR

PKH (PendidikanKecakapan Hidup) untuk tahun 2012 adalah Kursus dan Pelatihan Membordir. Kursus dan Pelatihan Membordir ini sudah dilaksanakan pada penghujung bulan Agustus 2012. Adapun persyaratan untuk mengikuti kursus ini adalah pendidikan serendah-rendahnya SMP dan tinggal di Kota Denpasar (dengan memperlihatkan KTP). Sasaran pesertanya sebanyak 30 orang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 45 kali pertemuan. Sesuai dengan pola dan konsep pendidikan non formal maka jadwal kursus dan pelatihan membordir ini ditentukan oleh para peserta karena sebagian besar mereka adalah orang-orang yang sudah bekerja. Namun untuk jam nya dimulai pukul 17.00-20.00 wita. Tempat kursus dan pelatihan ini di lab bordir UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Adapun nara sumbernya adalah saudara Adzan Riyanto yang selalu menjadi langganan SKB Kota Denpasar untuk Pelatihan atau kursus membordir. Rencananya semua kursus yang telah dilaksanakan oleh UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar akan dibuka secara serentak pada hari Senin tanggal 24 September 2012 jam 17.00 wita. Kursus-kursus yang telah dilaksanakan itu antara lain : 1) PAUD Terpadu, 2) P2 TK (Guru Inti PAUD) 3) Kursus Tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar, 4) Kursus dan Pelatihan membordir serta 5) Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM).

Jumat, 21 September 2012

OUTBOND PAUD “HARAPAN BANGSA”

Outbond PAUD “Harapan Bangsa” UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dilaksanakan di Pantai Sanur di depan Hotel Grand Bali Beach pada hari jumat tanggal 21 September 2012. Kegiatan dimulai jam 07.30 wita ssampai 09.30 wita. Sasaran outbond PAUD ini adalah usia 3-4 tahun, 4-5 tahun dan usia 5-6 tahun (serta kelompok bermain dan TK). Outbond ini merupakan ini merupakan implementasi dari pada kegiatan proses pembelajaran yang ada kaitannya dengan pengenalan dengan lingkungan dan alam, sarana transportasi serta objek wisata yang ada di Kota denpasar. Oleh karena itu sangat tepat dilaksanakan di pantai sanur yang notabene adalah salah satu objek wisata dunia yang ada di Kota Denpasar. Adapun acaranya antara lain : 1. Bermain bersama 2. Lomba tarik tambang 3. Ramah tamah antara KPO (Kelompok Pemberdayaan Orang tua peserta didik), tenaga pendidik PAUD, dan Pamong Belajar SKB Kota denpasar. Acara ditutup dengan memberikan hadiah kepada para pemenang lomba sebagai motivasi serta pengembira (smt).

Kamis, 20 September 2012

KETERAMPILANMEMBUAT PENJOR DEKORASI UNTUK PAKET C KELAS X

Sebelumnya perlu kami jelaskan apakah penjor itu dan untuk apa masyarakat (di Bali) membuat penjor? Dibawah ini ada beberapa penjelasan tentang makna penjor serta fungsi dan filosopi dibaliknya. MAKNA PENJOR Kalau lagi jalan-jalan di Bali saat ada perayaan agama, mungkin Anda akan sering menyaksikan parade indah penjor di depan rumah penduduk atau juga di jalanan yang Anda lewati. Penjor biasanya dipasang 2 hari atau sehari sebelum pelaksanaan upacara seperti Galungan dan upacara yang di pura-pura desa. Penjor dalam tradisi lokal diyakini sebagai perlambang Gunung, tempat yang tertinggi dan sebagai tempat bersemayam para dewa dan kekuatan suci. Segala pala bungkah- pala gantung dan sesajen pada sanggah penjor, melambangkan persembahan terhadap Bhatara di Gunung Agung (Bhatara Giri Putri). Seperti kita ketahui, Gunung adalah sumber dari kesuburan dan akhirnya ke kemakmuran. 1. Hanya penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya) dapat dipergunakan dalam upacara keagamaan menurut fungsinya. 2. Penjor untuk dekorasi (bukan Upacara keagamaan) tidak diperbolehkan mempergunakan unsur- unsur tersebut di atas, tetapi hanya menggunakan hiasan- hiasannya saja (bila dengan sampian hendaknya tanpa porosan). Penjor sama dengan penyejer bagi orang yang akan melakukan yadnya suci Mawidhi Widana. Kalau dalam zaman sekarang sama dengan bendera Merah Putih yang melambangkan kemerdekaan, merdeka dalam artian tidak ada lagi yang merintangi atau melarang untuk melaksanakan yadnya suci (kemerdekaan/kemenangan Dharma melawan Adharma). Bahan penjor dari bambu, yang melambangkan tingkah atau cara menuntun pelaksana, apa yang akan diunggulkan, itu yang dimuat/digantung di penjor. Bambu untuk penjor ujungnya tidak ada yang dipotong supaya tidak bermakna tiying tunggul karena kegunaan dan kekuatannya berkurang. Dalam menancapkannya diharapkan batangnya lurus, ada ruas pada ujung bawah dan menancap ke tanah. Ini bermakna, dalam beryadnya atau dalam mengadakan suatu aktivitas mesti berdasarkan kemantapan (metu saking manah/pekayun) tur metulis ring lontar/buku, supaya tujuan yadnya tercapai. Bambu penjor dibungkus ambu (daun enau muda) berwarna kuning, melambangkan keheningan kayun dan sampian melambangkan kesampaian kayun/tercapai tujuan dan kain putih melambangkan ketah (lumrah). Sanggah yang di atasnya bundar merupakan perwujudan gunung. Gunung ika ngaran giri, giri ika ngaran griya untuk mendalami pengetahuan di bidang kewikuan. Sanggah yang di atasnya segi tiga melambangkan Tri Sakti/Tri Wisesa, lambang tiga keprabuan yaitu Brahma, Wisnu, Siwa. Sumber : I Nyoman Wirta, Jl. Siulan, Perum Karya Samia Penatih I, Blok C 38 Denpasar, Balipost 27 Okt 2001 Umat Hindu dari jaman dahulu sampai sekarang bahkan sampai nanti dalam menghubungkan diri dengan Ida Sanghyang Widi Wasa memakai symbol-simbol. Dalam Agama Hindu simbol dikenal dengan kata niasa yaitu sebagai pengganti yang sebenarnya. Bukan agama saja yang memakai simbol, bangsa pun memakai simbol-simbol. Bentuk dan jénis simbol yang berbeda namun mempunyai fungsi yang sama. Dalam upakara terdiri dari banyak macam material yang digunakan sebagai simbol yang penuh memiliki makna yang tinggi, dimana makna tersebut menyangkut isi alam (makrokosmos) dan isi permohonan manusia kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Untuk mencapai keseimbangan dari segala aspek kehidupan seperti Tri Hita Karana. Masyarakat di Bali sudah tidak asing lagi dengan penjor. Masyarakat mengenal dua jenis penjor, antara lain Penjor Sakral dan Penjor hiasan. Merupakan bagian dari upacara keagamaan, misalnya upacara galungan, piodalan di pura-pura. Sedangkan pepenjoran atau penjor hiasan biasanya dipergunakan saat adanya lomba desa, pesta seni dll. Pepenjoran atau penjor hiasan tidak berisi sanggah penjor, tidak adanya pala bungkah/pala gantung, porosan dll. Penjor sakral yang dipergunakan pada waktu hari raya Galungan berisi sanggah penjor, adanya pala bungkah dan pala gantung, sampiyan, lamak, jajan dll. Definisi Penjor menurut I.B. Putu Sudarsana dimana Kata Penjor berasal dari kata “Penjor”, yang dapat diberikan arti sebagai, “Pengajum”, atau “Pengastawa”, kemudian kehilangan huruf sengau, “Ny” menjadilah kata benda sehingga menjadi kata, “Penyor” yang mengandung maksud dan pengertian, ”Sebagai Sarana Untuk Melaksanakan Pengastawa”. Umat Hindu di Bali pada saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan. Bila rumah menghadap ke utara maka penjor ditancapkan pada sebelah timur pintu masuk pekarangan. Sanggah dan lengkungan ujung penjor menghadap ke tengah jalan. Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur/daun enau yang muda serta daun-daunan lainnya (plawa). Perlengkapan penjor Pala bungkah (umbi-umbian seperti ketela rambat), Pala Gantung (misalnya kelapa, mentimun, pisang, nanas dll), Pala Wija (seperti jagung, padi dll), jajan, serta sanggah Ardha Candra lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampiyan penjor lengkap dengan porosan dan bunga. Sanggah Penjor Galungan mempergunakan Sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit. Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa. Penjor Galungan adalah penjor yang bersifat relegius, yaitu mempunyai fungsi tertentu dalam upacara keagamaan, dan wajib dibuat lengkap dengan perlengkapan-perlengkapannya. Dilihat dari segi bentuk penjor merupakan lambang Pertiwi dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananta bhoga. Selain itu juga, penjor merupakan simbol gunung, yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan. Hiasan-hiasan adalah merupakan bejenis-jenis daun seperti daun cemara, andong, paku pipid, pakis aji dll. Untuk buah-buahan mempergunakan padi, jagung, kelapa, ketela, pisang termasuk pala bungkah, pala wija dan pala gantung, serta dilengkapi dengan jajan, tebu dan uang. Oleh karena itu, membuat sebuah penjor sehubungan dengan pelaksanaan upacara memerlukan persyaratan tertentu dalam arti tidak asal membuat saja, namun seharusnya penjor tersebut sesuai dengan ketentuan Sastra Agama, sehingga tidak berkesan hiasan saja. Sesungguhnya unsur-unsur penjor tersebut adalah merupakan symbol-simbol suci, sebagai landasan peng-aplikasian ajaran Weda, sehingga mencerminkan adanya nilai-nilai etika Agama. Unsur-unsur pada penjor merupakan simbol-simbol sebagai berikut: - Kain putih yang terdapat pada penjor sebagai simbol kekuatan Hyang Iswara. - Bambu sebagai simbol dan kekuatan Hyang Brahma. - Kelapa sebagai simbol kekuatan Hyang Rudra. - Janur sebagai simbol kekuatan Hyang Mahadewa. - Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Hyang Sangkara. - Pala bungkah, pala gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu. - Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu. - Sanggah Ardha Candra sebaga: simbol kekuatan Hyang Siwa. - Upakara sebagai simbol kekuatan Hyang Sadha Siwa dan Parama Siwa. Didalam Lontar “Tutur Dewi Tapini, Lamp. 26”, menyebutkan sebagai berikut : “Ndah Ta Kita Sang Sujana Sujani, Sira Umara Yadnva, Wruha Kiteng Rumuhun, Rikedaden Dewa, Bhuta Umungguhi Ritekapi Yadnya, Dewa Mekabehan Menadya Saraning Jagat Apang Saking Dewa Mantuk Ring Widhi, Widhi Widana Ngaran Apan Sang Hyang Tri Purusa Meraga Sedaging Jagat Rat, Bhuwana Kabeh, Hyang Siwa Meraga Candra, Hyang Sadha Siwa Meraga “Windhune”, Sang Hyang Parama Siwa Nadha, Sang Hyang Iswara Maraga Martha Upaboga, Hyang Wisnu Meraga Sarwapala, Hyang Brahma Meraga Sarwa Sesanganan, Hyang Rudra Meraga Kelapa, Hyang Mahadewa Meraga Ruaning Gading, Hyang Sangkara Meraga Phalem, Hyang Sri Dewi Meraga Pari, Hyang Sambu Meraga Isepan, Hyang Mahesora Meraga Biting (IB. PT. Sudarsana, 61; 03) WHD No. 478 Nopember 2006. Untuk melestarikan budaya Bali maka para peserta didik paket C kelas X tahun ajaran 2012/2013 diberikan keterampilan membuat penjor dekorasi. Keterampilan membuat penjor ini diikuti oleh 64 orang peserta didik. Adapun beaya penyelenggaraan kegiatan ini menggunakan APBN yang disalurkan melalui Dinas Dikpora Propinsi Bali cq Bidang Dikmen yakni BOP (Bantuan Operasional Pendidikan). Kegegiatan keterampilan membuat penjor dekorasi ini dilaksanakan dalam 15 kali pertemuan dimulai Kamis tanggal 20 September sampai dengan 30 September 2012. Kegiatan dimulai pada jam 17.00 wita sampai dengan 20.00 wita mulai hari Kamis sampai Minggu. Nara sumber dari keterampilan membuat penjor dekorasi ini adalah I Nyoman Budiantara asal Banjar Tembau Kaja Penatih Denpasar Timur. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar Ni Made Sugiantini, S.Pd. M.Pd.H (smt).

ORTEK GURU INTI PAUD KOTA DENPASAR 2012

Orientasi Teknis (ORTEK) Guru Inti PAUD se Kota Denpasar dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 September 2012. Ortek diikuti oleh 10 orang Guru Inti PAUD Kota Denpasar yang telah lulus seleksi. Dalam ortek ini para Guru Inti PAUD diberikan pembekalan sebelum mereka “terjun” ke lapangan untuk membina para Guru PAUD di Kota Denpasar. Adapun materi yang diberikan dalam ortek ini antara lain: 1. Konsep Dasar PAUD, 2. 5 Aspek Perkembangan anatara lain: 1) Perkembangan Moral Agama dan Strategi Pengembangannya. 2) Perkembangan Sosial Emosional dan Strategi Pengembangannya. 3) Perkembangan Kognitif dan Strategi Pengembangannya, 4) Perkembangan Bahasa dan dan Strategi Pengembangannya. 5) Perkemangan Motorik dan Strategi Pengembangannya. Nara sumber dalam ortek ini adalah Ni Made Kusuma wardani, SH. M.Pd.H dari UPT BPKB Propinsi Bali. Ortek dilaksanakan selaman 2 hari sampai Kamis 20 september 2012 (smt).

Senin, 17 September 2012

PERTEMUAN INTERN GURU INTI PAUD 2012

Pada hari Senin tanggal 17 September 2012 bertempat di UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar dilaksanakan pertemuan secara intern. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara teknis sebelum dilaksanakan ORTEK (Orientasi Teknis) yang akan dilaksanakan pada Hari Rabu 19 September 2012. Seperti telah kami beritakan di blog ini tentang Seleksi Guru Inti PAUD yang dilaksanakan pada hari Senin 30 Juli 2012. Seleksi tersebut diikuti oleh para Guru PAUD se Kota denpasar. Dari hasil seleksi tersebut maka yang berhasil dipilih sebagai Guru Inti PAUD sebanyak 10 orang. Mereka antara lain adalah: 1. Ida Ayu Ketut Suastini dengan nilai total 93,33, 2. Ni Nyoman darmini dengan nilai total 90,00, 3. Ni Made Anom Suwandewi dengan nilai total 90,00, 4. Silvyakartika dengan nilai total 90,00, 5. Ni Nyoman Tirtawati dengan nilai total 83,33. 6. Ni Ketut Rai Suciati dengan nilai total 83,33, 7. Ernawati dengan nilai total 83,33, 8. A.A.A. PT Ika Satriyani dengan nilai total 83,33, 9. I Wayan Wijania dengan nilai total 80,00, 10. Ni Ketut Siahini dengan nilai total 80,00. Dalam pertemuan intern ini juga disinggung dan dijelaskan pula apa dan bagaimana cara kerja para Guru Inti PAUD ini antara lain setiap Guru Inti PAUD ini bertugas mencari Guru Sasaran sebanyak 4 orang. Dengan demikian nantinya akan diperoleh 40 orang Guru sasaran di Kota Denpasar. Beberapa hal yang belum jelas tentang tupoksi mereka kemudian dijelaskan oleh I Nyoman Handika, S.Si dan Ni Luh Putu Yuliatini, M.Pd.H selaku penyelenggara kegiatan ini dari pihak UPT SKB Dinas Dikpora Kota Denpasar. Selanjutnya akan diperdalam lagi nanti pada ORTEK yang akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 September 2012. Sedangkan pertemuan intern teknis ini hanyalah sebagai pertemuan awal sehingga para Guru Inti PAUD tersebut akan mendapatkan sedikit gambaran tentang tupoksi dalam melaksanakan tugasnya kelak. Hadir juga dalam pertemuan ini Kasi PAUD Dinas Dikpora Kota Denpasar Cok Istri Darmayati, SE (smt).

Selasa, 11 September 2012

BERITA DUKA

Telah meninggal dunia ayahanda Pimpinan kami Ni Made Sugiantini, S.Pd. M.Pd.H. pada hari Selasa tanggal 11 September 2012 jam 04.00 wita. Almarhum disemayamkan di rumah duka Banjar Susut Desa Buahan Kecamatan Payangan Gianyar Bali. Karena ada piodalan di Pura Puseh setempat maka jenasah almarhum belum bisa dikremasi (Aben) dan sore setelah matahari terbenam akan dikuburkan di Kuburan Desa setempat (smt)
(Foto By Widiyani)